Home

iklan

TRANSLATE THIS BLOG

English French German Spain Italian DutchRussian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Rabu, 18 Maret 2009

Memanfaatkan energi yang bersumber dari tanah

Sumber http://planethijau.com

Ambil sedikit tanah, dan tambahkan sedikit mikroba dengan sedikit kecerdasan Anda. Hasilnya mungkin tidak pernah Anda duga, sebuah sumber energi listrik yang murah dan bisa diandalkan.

Beberapa riset dan desain telah dilakukan untuk mengambil energi tersebut. Salah satunya adalah riset yang dilakukan oleh Hugo Van Vuuren bersama timnya dari Harvard. Mereka membuat fuel cell mikroba yang dikembangkan di medium tanah. Listrik yang dihasilkannya cukup digunakan untuk menyalakan light emitting diode (LED), setidaknya cukup digunakan bagi penerangan di Afrika.

Van Vuuren bersama timnya, yang terdiri dari Sephen Lwendo, David Sengeh, Alexander Fabry, Zoë Sachs-Arellano dan Aviva Presser, telah membentuk Lebônê, sebuah organisasi yang bertujuan memperkenalkan energi murah bagi Afrika.

Sementara itu, Marieke Strap, seorang desainer dari Belanda menawarkan desain lampu yang juga memanfaatkan energi dari tanah. Desainnya terdiri dari pelat-pelat tembaga dan zinc dengan lampu yang terbuat dari LED. Prototip tersebut berbentuk tabung gelas dengan elemen-elemen tersebut ditempatkan di dalamnya.

Secara alamiah tanah mengandung logam-logam konduktif seperti zinc, besi dan tembaga serta mikroba. Elemen-elemen ini secara tidak langsung telah membuat sebuah fuel cell mikroba dengan sendirinya.

Strap membuat lampu penerangannya dengan metode sedikit berbeda. Zinc dan tembaga yang ditanam dalam tanah berfungsi sebagai katoda dan anoda pada fuel cell, dibuat menjadi lebih banyak. Dengan demikian, sel-sel yang terbentuk juga menjadi lebih banyak. Hasilnya adalah energi listrik yang dihasilkan juga lebih besar.

Hanya dengan menyiraminya setiap hari, energi yang didapatkan akan terus menerus. Murah dan tidak menghasilkan emisi gas rumah kaca.